Reformasi 1998 Jadi Titik Balik Ketatanegaraan Indonesia, Tapi Tantangan Belum Usai

Detiksorotan.com,Jakarta– Mahasiswa Hukum dan aktivis Burhanuddin, menilai bahwa reformasi 1998 merupakan tonggak sejarah yang mengubah wajah sistem ketatanegaraan Indonesia secara fundamental.(21/04/25)

Ia menyebut transformasi yang terjadi pasca tumbangnya rezim Orde Baru sebagai bentuk kebangkitan demokrasi dan supremasi hukum di Tanah Air.

“Reformasi bukan hanya soal pergantian kekuasaan, tapi tentang pembenahan sistem dari akar. Kita berhasil mengamandemen UUD 1945 sebanyak empat kali, membatasi kekuasaan presiden, dan memperkenalkan pemilu langsung yang memberi ruang bagi rakyat untuk menentukan pemimpinnya sendiri,” ujar Burhanuddin,senin (21/4).

Ia menekankan bahwa pemisahan kekuasaan (trias politica) menjadi lebih nyata setelah reformasi, dengan lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif berdiri secara independen. “Kita punya Mahkamah Konstitusi, Komisi Yudisial, dan KPK lembaga-lembaga baru yang lahir dari semangat reformasi dan demokratisasi,” tambahnya.

Burhanuddin juga menyoroti pentingnya desentralisasi dan otonomi daerah sebagai upaya mendekatkan kekuasaan kepada rakyat. “UU Otonomi Daerah membuka kesempatan daerah untuk tumbuh mandiri. Ini memperkuat demokrasi lokal, apalagi dengan hadirnya pilkada langsung,” katanya.

Sebagai aktivis, Burhanuddin mengapresiasi keterbukaan informasi publik dan kebebasan pers yang berkembang pesat. Namun, ia mengingatkan bahwa perjuangan belum selesai.

“Masih banyak tantangan. Korupsi masih menjamur, politik uang makin brutal, dan kekuasaan oligarki semakin mencengkeram. Bahkan, upaya revisi UUD demi memperpanjang masa jabatan presiden bisa membahayakan fondasi reformasi,” tegasnya.

Menurut Burhanuddin, peran masyarakat sipil sangat penting untuk menjaga agar semangat reformasi tetap hidup. “Kita sebagai mahasiswa hukum harus jadi garda terdepan dalam mengawal demokrasi, menjaga konstitusi, dan menolak setiap bentuk penyimpangan kekuasaan.”

Ia pun menyerukan agar generasi muda tidak lupa sejarah. “Reformasi adalah milik rakyat. Jangan biarkan dikorupsi oleh elite yang haus kekuasaan. Ini tugas kita bersama.”(red/rz)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *