Teheran – Tel Aviv, 22 Juni 2025
Detiksorotan.com-Ketegangan geopolitik di kawasan Timur Tengah kembali memuncak. Konflik bersenjata antara Iran dan Israel kini telah memasuki babak baru dengan keterlibatan langsung Amerika Serikat dan korban sipil yang terus bertambah.
Dalam dua hari terakhir, militer Israel melancarkan serangan udara ke sejumlah fasilitas penting di Iran, termasuk situs nuklir di Natanz, Fordow, dan Isfahan. Aksi militer ini disebut sebagai bentuk pembalasan atas serangan rudal Iran yang sebelumnya menghantam sebuah rumah sakit di Beersheba, melukai lebih dari 200 orang.
Tidak tinggal diam, Iran membalas dengan peluncuran rudal balistik ke kota-kota strategis Israel seperti Tel Aviv, Haifa, dan Beersheba. Beberapa rudal berhasil dicegat sistem pertahanan Iron Dome, namun sebagian jatuh dan menimbulkan korban jiwa serta kerusakan infrastruktur.
“Serangan ini adalah bentuk peringatan bahwa Iran tidak akan diam terhadap agresi militer yang membahayakan kedaulatan kami,” tegas Juru Bicara Garda Revolusi Iran dalam konferensi pers di Teheran.

Sementara itu, Presiden AS Trump menyatakan dukungan penuh terhadap Israel. Dalam operasi militer rahasia, pasukan AS disebut ikut menggempur lokasi strategis Iran untuk mencegah potensi pengembangan senjata nuklir.
Pemerintah Iran mengecam keterlibatan Washington dan memperingatkan akan adanya “konsekuensi besar bagi stabilitas global.” Ayatollah Ali Khamenei menyebut Amerika Serikat telah melampaui batas dan siap mengambil tindakan balasan lebih keras.
Di tengah konflik yang makin brutal ini, suara internasional mulai menggema. Sekjen PBB António Guterres mendesak kedua belah pihak untuk menghentikan kekerasan dan kembali ke meja diplomasi.
“Setiap detik yang terbuang dalam kekerasan adalah penderitaan bagi rakyat sipil,” ucap Guterres dalam pernyataan resminya di New York.
Hingga berita ini diturunkan, lebih dari 480 warga sipil tewas, ribuan lainnya terluka dan mengungsi. Pasar minyak global pun mulai bergejolak, memicu lonjakan harga dan kekhawatiran terhadap rantai pasok energi dunia.
Konflik ini bukan hanya perang dua negara, tapi telah menjadi ancaman serius bagi perdamaian kawasan dan kestabilan global. Dunia menanti, apakah akan datang perdamaian atau justru babak baru perang yang lebih luas?(red/b)