Tanjung Balai Karimun, Detiksorotan.com — Praktik pungutan liar (pungli) di Pelabuhan Tanjung Balai Karimun kembali memantik kemarahan publik. Cecep Cahyana, aktivis vokal di bidang sosial, secara tegas mendesak aparat penegak hukum untuk segera mengakhiri praktik ilegal yang dikenal dengan istilah ‘green tea’. Istilah ini mengacu pada pungutan liar yang dikenakan kepada calon pekerja migran yang hendak menuju Malaysia.sabtu(16/11/24)
Menurut Cecep, pungli ini dilakukan secara sistematis oleh oknum-oknum tertentu, dengan salah satu nama yang disebut adalah Juna. “Juna menarik biaya hingga Rp1.150.000 per orang, dengan rincian Rp500.000 untuk tiket perjalanan pulang-pergi, dan Rp650.000 sebagai ‘uang tunjuk’ yang katanya menjamin kemudahan masuk ke Malaysia. Sehari saja, jika ada 50 orang, dia bisa mengantongi Rp32.500.000. Ini kejahatan serius yang harus segera dihentikan,” ungkapnya.
Permainan Kotor yang Merugikan Rakyat
Cecep mengungkapkan bahwa tanpa membayar pungutan ini, penumpang kerap ditolak masuk oleh pihak imigrasi Malaysia dan dipulangkan ke Indonesia. Ia menduga adanya kerja sama antara oknum pelabuhan dan pihak imigrasi Malaysia. “Rakyat kecil yang hanya ingin mencari nafkah diperas. Ini kejahatan kemanusiaan yang nyata,” katanya geram.
Selain Juna, Cecep juga menyebut sejumlah nama lain seperti Awi, Edi Kengkeng, Juna Alim, dan Andu Kecil yang diduga terlibat. Ia menegaskan bahwa seluruh pelaku harus diproses hukum tanpa pandang bulu.
Desakan untuk Aparat Penegak Hukum
“Aparat penegak hukum, baik Polres Karimun maupun Polsek Karimun, harus segera mengambil langkah tegas. Jangan biarkan pelabuhan ini terus menjadi ladang subur bagi pungli. Kami minta Kapolri dan Dirjen Imigrasi untuk turun tangan dan menindak tegas pelaku serta oknum yang terlibat,” serunya.
Praktik ‘green tea’ yang telah berlangsung lama ini, menurut Cecep, semakin menggerogoti kesejahteraan masyarakat. Ia menegaskan bahwa jika aparat tak segera bertindak, kepercayaan masyarakat terhadap penegakan hukum akan terus merosot.
Akhir dari Pungli adalah Awal Keadilan
Desakan Cecep Cahyana diharapkan menjadi pemantik bagi perubahan nyata di Pelabuhan Tanjung Balai Karimun. Penindakan tegas terhadap praktik ini bukan hanya soal keadilan, tetapi juga langkah penting untuk melindungi rakyat kecil yang hanya ingin menggapai kehidupan lebih baik. “Tangkap, proses hukum, dan hentikan semua permainan kotor ini sekarang juga!” tegasnya.
Perhatian kini tertuju pada aparat penegak hukum, apakah mereka mampu mengakhiri praktik yang telah lama mencoreng wajah Pelabuhan Tanjung Balai Karimun. Rakyat menanti keadilan yang nyata.
(red/b)